
https://bibliopedia.id/5-dimensi-sejarah-menurut-cicero/
Marcus Tullius Cicero (106–43 SM) adalah seorang filsuf, orator, pengacara, dan negarawan Romawi yang dianggap sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Romawi Kuno. Selain peran utamanya dalam politik, Cicero dikenal sebagai salah satu ahli retorika dan penulis paling cemerlang pada zamannya, serta memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan pemikiran politik dan hukum di dunia Barat.
Cicero lahir di Arpinum, sebuah kota kecil di Italia, dan berhasil naik ke posisi penting dalam pemerintahan Romawi. Dia mencapai puncak karier politiknya dengan terpilih sebagai konsul pada tahun 63 SM. Salah satu momen paling terkenal dalam hidupnya adalah keberhasilannya menggagalkan konspirasi yang dipimpin oleh Catiline untuk menggulingkan pemerintahan Romawi. Cicero mengungkapkan plot tersebut melalui serangkaian pidato yang dikenal sebagai Catilinarian Orations.
Sebagai seorang filsuf, Cicero adalah seorang penganut filosofi Stoisisme, Epikureanisme, dan Platonisme, namun ia lebih dikenal sebagai eklektik yang memadukan berbagai gagasan. Tulisan-tulisannya tentang etika, politik, dan hukum memberikan kontribusi penting pada pemikiran filsafat Romawi dan Yunani. Ia menekankan pentingnya moralitas, kebajikan, dan pemerintahan yang adil. Karyanya yang terkenal termasuk De Re Publica dan De Legibus, yang menggali gagasan tentang negara ideal dan hukum alam.
Selain sebagai filsuf, Cicero adalah ahli retorika yang terkenal. Karya-karyanya tentang retorika, seperti De Oratore, telah menjadi sumber penting bagi perkembangan seni berpidato di dunia Barat. Dalam pidato dan tulisannya, Cicero menunjukkan keahliannya dalam menggunakan bahasa dan argumen untuk mempengaruhi opini publik dan memenangkan kasus di pengadilan.
Namun, pengaruh politik Cicero berakhir tragis. Dalam pergolakan politik akhir Republik Romawi, ia terlibat dalam konflik dengan Julius Caesar dan akhirnya diburu oleh Triumvirat Kedua (Marc Antony, Octavian, dan Lepidus). Cicero dibunuh pada tahun 43 SM atas perintah Marc Antony. Meskipun demikian, warisan Cicero dalam bidang filsafat, hukum, dan retorika tetap abadi, dan ia sering dianggap sebagai jembatan antara tradisi Yunani dan Romawi dalam pemikiran politik Barat.