HIDUP KADANG DI ATAS, KADANG DI BALI

 

Bali menjadi tujuan wisata paling popular di Indonesia. Konon katanya, orang luar negeri lebih tahu Bali daripada Indonesia, padahal Bali kan bagian dari Indonesia.

Buat ku, Bali punya tempat tersendiri di hati. Pertama kali menginjakkan kaki di Bali pada tahun 2009 waktu mengikuti acara Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari kampus. 20 jam naik bus dari Semarang ke Bali. Sungguh perjalanan yang tidak pernah terlupakan.

Sejak itu sampai sekarang, aku sudah puluhan kali bolak balik ke Bali, meskipun kebanyakan karena urusan pekerjaan dibandingkan dengan wisata di Bali. Tapi kan di sela-sela pekerjaan tetap curi-curi waktu untuk menikmati indahnya Bali.

Satu hal yang paling aku suka di Bali adalah adat budaya nya. Aroma dupa dan kembang dari canang yang tersebar di setiap sudut Bali, begitu nyaman masuk ke rongga hidung. Selain itu, makanan khas Bali seperti babi guling, lawar, urutan, ayam betutu dan makanan khas lainnya, cukup diterima dengan baik oleh lidah ku.

Bali tampaknya tercipta sebagai destinasi wisata unggulan. Selain keindahan alam dan adat budaya nya, harus diakui bahwa keramahan Masyarakat Bali patut diacungi jempol. Meskipun banyak juga cerita miring terkait adanya disparitas pelayanan antara wisatawan local dengan wisatawan asing, Syukur nya sampai saat ini saya belum pernah mengalami nya.

Petugas hotel, restoran, travel, petugas bandara dan lainnya semua ramah, pedagang dan lainnya menurut ku ramah-ramah. Di Lokasi wisata pun belum pernah saya temui kejadian pungli. Peran pecalang dalam mengelola tempat wisata cukup baik menurut ku. Saya belum pernah mengalami masuk ke tempat wisata, baik yang viral maupun yang tidak, digetok dengan harga yang tidak masuk akal. Retribusi ke tempat wisata rata-rata di bawah sepuluh ribu rupiah.

Tempat makan, tempat hang out dan bekerja juga sangat mudah ditemui di Bali. Pilihannya beraneka ragam. Banyak influencer maupun pekerja lepas yang memutuskan bekerja secara remote dari Bali. Karena memang Bali semenyenangkan itu.

Jadi bagi saya pribadi, tidak ada kata bosan untuk Kembali dan Kembali berkunjung ke Bali. Impian saya justru ingin kerja remote dari Bali, tapi sebagai lawyer litigasi tampaknya akan sulit, karena pekerjaan saya banyak di pengadilan dan kantor polisi.

About the Author

The Stress Lawyer

The Stress Lawyer adalah plesetan dari Buku nya John Grisham yang berjudul “The Street Lawyer”. Author merupakan Lawyer yang memulai karir nya sebagai pengacara bantuan hukum. Blog ini berisi tulisan suka-suka atas isu-isu terkini, sastra dan filsafat yang disajikan dalam bahasa yang renyah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *