SAYA TIDAK KEBERATAN UNTUK MEMBAYAR PAJAK, TAPI…

Wacana kenaikan PPN menjadi 12% tampaknya sudah bukan sekedar wacana belaka. Pemerintah telah menegaskan bahwa kebijakan ini akan diterapkan per tanggal 1 Januari 2025, artinya kurang dari dua bulan lagi.

Pertanyaannya apakah kita sudah siap dan iklas ditangih pajak sebesar itu?

Saya sendiri tidak keberatan membayar pajak. Sebagai seorang warga negara yang baik, tentu nya kita harus taat membayar pajak. Hal ini adalah konsekuensi logis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam Bahasa sederhananya, pajak adalah retribusi yang dibayarkan setiap warga negara kepada negara sebagai biaya atas seluruh fasilitas dan jaminan yang diberikan negara.

Tapi apakah fasilitas yang kita dapatkan dari negara sudah sesuai dengan pajak yang kita bayarkan? Sayang nya hal itu masih sangat jauh dari harapan. Belum lagi uang pajak kita ada yang dikorupsikan dan dipergunakan secara “semena-mena” kepada hal-hal yang bukan peruntukannya.

Hendaknya penyelenggara negara lebih bijak lagi jika membuat keputusan untuk menaikkan pajak. Kita tahu bahwa biaya untuk menjalankan suatu negara sangat besar, tapi harus ada pertimbangan logis yang harus diperhatikan. Timbal balik bagi setiap wajib pajak juga harus memenuhi keadilan. Jangan sampai kita sudah bayar pajak, tapi akses Pendidikan, Kesehatan dan fasilitas umum lainnya masih dipersulit.

Saya tidak keberatan membayar pajak, asal saya mendapatkan hak yang layak sebagai wajib pajak. Ada satu kalimat menarik yang pernah diungkapkan oleh Kaisar Tiberius dari Romawi, dia mengatakan:

“It is a duty of a good shepherd to shear his sheep, not to skin them”

“Tugas seorang gembala yang baik adalah mencukur dombanya, bukan mengulitinya”

 

About the Author

The Stress Lawyer

The Stress Lawyer adalah plesetan dari Buku nya John Grisham yang berjudul “The Street Lawyer”. Author merupakan Lawyer yang memulai karir nya sebagai pengacara bantuan hukum. Blog ini berisi tulisan suka-suka atas isu-isu terkini, sastra dan filsafat yang disajikan dalam bahasa yang renyah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *