Dari dahulu saya paling pantang untuk memberikan hutang, karena pada dasarnya saya adalah orang yang paling malas untuk menangih hutang. Sayang nya banyak orang yang memanfaatkan kemalasan saya tersebut, dengan berusaha untuk terus meminjam sejumlah uang dan berharap tidak saya tagih.
Selain karena malas menagih, alasan utama saya untuk tidak memberikan hutang, sebenarnya karena memang saya tidak memiliki banyak uang. Itu fakta. Tapi entah kenapa di mata keluarga dan teman-teman, hidup saya seolah-olah bergelimang harta. Oke saya lawyer, tapi saya bukan Hotman Paris yang sekali jalan barang-barang yang menempel di tubuhnya bernilai miliaran rupiah. Seujung kuku nya pun saya tak ada.
Namun ada beberapa kondisi yang kadang pada akhirnya saya dengan tulus iklas memberikan pinjaman, dengan mempertimbangkan bahwa orang ini memang memiliki track record yang baik dalam mengembalikan pinjaman. Tapi itu tidak banyak. Ini bukan tentang nominal sebenarnya, tapi tentang komitmen. Setahu saya hutang hanya lunas jika dibayar atau dihapuskan oleh si berpiutang.
Bagi teman-teman dan keluarga, sebelum berhutang ingat lah bahwa tanggung jawab untuk mengembalikan hutang itu ada pada diri anda sendiri, jangan tunggu sampai ditagih. Yang paling menyebalkan, yaitu orang-orang yang ketika ditagih malah lebih galak dari yang menagih, padahal ketika berhutang datang dengan cucuran air mata. Ini fakta yang terjadi di mana-mana.
Jika kamu punya teman atau keluarga yang memiliki uang lebih, bukan berarti mereka punya tanggung jawab atau kewajiban untuk membiayai hidup mu. Tak perlu bawa-bawa dalil agama ketika meminjam, tapi ketika tiba saat nya membayar, kamu melupakan dalil terpenting yaitu hutang harus dibayar.
Dan sangat tidak adil juga, orang bekerja keras untuk menghidupi dirinya, membahagiakan dirinya, namun dengan enteng nya kamu meminjam uang, seolah-olah dia ikut bertanggung jawab atas kesusahan yang sedang anda alami.
Banyak orang menjadikan kondisi kehidupannya untuk “menekan” orang lain. Misalnya, dia tidak memiliki pekerjaan tapi ngotot untuk menikah dan punya anak, ketika butuh uang untuk biaya melahirkan, dan tidak ada orang yang bisa meminjamkan uang, dia berkata “semoga yang saya alami tidak terjadi kepada kamu”. What the hell. Kondisi mu sekarang itu adalah akibat dari perbuatan mu sendiri, itu bukan musibah atau faktor alam yang tidak bisa kita perkirakan.
Jadi yang ingin saya tekan kan dalam tulisan ini, jangan menjadi beban bagi orang lain dan hidup lah sesuai dengan kemampuan mu. Dunia ini tak berjalan sesuai dengan kehendak mu.
Leave a Reply