Transjakarta Harapan Baru untuk Sawangan yang Macet

Setiap pagi dan sore hari, masyarakat Sawangan harus bersabar menghadapi kemacetan yang tampaknya sudah menjadi bagian dari rutinitas harian. Wilayah yang dahulu cenderung tenang ini kini berubah menjadi titik kemacetan baru di selatan Depok. Pembangunan perumahan yang tumbuh pesat, ditambah dengan minimnya transportasi umum yang memadai, menjadikan jalan-jalan utama seperti Jalan Raya Sawangan dan Jalan Muchtar tak pernah benar-benar lengang.

Namun, di tengah kemacetan yang kian menggerogoti waktu dan produktivitas masyarakat, hadirnya Transjakarta di wilayah Sawangan patut disambut sebagai angin segar. Meski belum sempurna, kehadiran armada bus Transjakarta menunjukkan upaya nyata pemerintah dalam menghadirkan transportasi publik yang layak hingga ke pinggiran Jabodetabek.

Sebagai warga yang sehari-hari merasakan langsung dampak kemacetan, saya melihat Transjakarta bukan sekadar bus. Ia adalah simbol dari harapan: harapan akan kota yang lebih manusiawi, lebih terhubung, dan lebih ramah bagi warganya. Transportasi publik yang andal seperti Transjakarta mampu mengurangi ketergantungan warga pada kendaraan pribadi. Jika ini terjadi secara masif, maka tekanan di jalanan akan jauh berkurang.

Lebih dari itu, Transjakarta menawarkan efisiensi. Dengan tarif yang terjangkau dan jalur yang terintegrasi, warga bisa memangkas waktu tempuh dan pengeluaran harian. Dalam jangka panjang, ini bisa berdampak pada meningkatnya kualitas hidup masyarakat Sawangan, terutama bagi para pekerja komuter.

Namun tentu saja, kehadiran Transjakarta bukan solusi tunggal. Diperlukan perbaikan infrastruktur penunjang seperti halte yang layak, integrasi dengan angkutan lokal, serta penataan lalu lintas yang lebih baik. Pemerintah kota harus menjadikan ini sebagai bagian dari perencanaan jangka panjang untuk menjawab kebutuhan mobilitas warga.

Sawangan punya potensi besar untuk berkembang menjadi kawasan yang nyaman dan terhubung. Kehadiran Transjakarta adalah langkah awal yang baik. Kini, tinggal bagaimana kita semua—warga, pemerintah, dan operator layanan—bekerja sama menjadikan transportasi publik sebagai pilihan utama, bukan sekadar alternatif terakhir.

Sawangan tidak harus terus macet. Kita bisa mulai berubah, dan Transjakarta bisa menjadi katalisnya.

About the Author

The Stress Lawyer

The Stress Lawyer adalah plesetan dari Buku nya John Grisham yang berjudul “The Street Lawyer”. Author merupakan Lawyer yang memulai karir nya sebagai pengacara bantuan hukum. Blog ini berisi tulisan suka-suka atas isu-isu terkini, sastra dan filsafat yang disajikan dalam bahasa yang renyah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *