SAWANGAN DAN CERITA KEMACETANNYA

Tahun 2018 saya resmi bermukim di Sawangan Depok, meskipun secara administratif baru sah menjadi warga Sawangan di tahun 2022. jadi jika dihitung-hitung sudah 6 tahun lebih saya menjadi warga Sawangan. Bentar lagi memenuhi syarat menjadi anak kampung sini (akamsi).

Awalnya tertarik membeli rumah di Sawangan (meskipun masih belum lunas), karena masih di pinggiran kota jakarta. Kalo bahasa orang marketing perumahan, \”DI SELATAN JAKARTA\”. Apalagi waktu itu dapat bocoran di dekat situ akan dibangun toll dan sedang proses pembebasan lahan.

Tahun 2018 belum macet-macet banget lah. Apalagi waktu itu masih berstatus pengendara roda dua. Namun makin ke sini makin ke sana. Tampaknya, yang banyak orang yang juga tertarik untuk merantau ke Sawangan dan memilik bermukim di sini. Ku pikir cuma aku saja yang tertarik tinggal di Sawangan.

Setelah pintu toll Sawangan dibuka, kemacetan menjadi rutinitas harian di Sawangan. Weekend lebih parah lagi. Dari rumah yang hanya berjarak 2,5 km (lagi-lagi dalam bahasa marketing perumahaan, \”HANYA 3 MENIT DARI PINTU TOLL\”), bisa ditempuh 1-2 jam. Wow sekali bukan?

Keluhan ini sudah berulang kali disuarakan oleh Majelis Rakyat Sawangan kepada pemerintah setempat. Tapi tidak pernah direspon. Ada aja alasannya, bilangnya itu jalan Negara lah, bukan tanggung jawab Pemkot lah dan banyak lagi. Pemerintah suka gitu deh.

Nah sekarang musim pilkada nih. Di Depok ada 2 pasang paslon yang akan berkompetisi. Dua-dua nya menggoreng isu kemacetan Sawangan dalam kampanye nya. Padahal kan ya, kedua nya sama-sama orang lama. Yang nomor satu bekas wakil wali kota dan yang nomor dua bekas Sekretaris Daerah. Kemana aja bang selama menjabat, kenapa baru sekarang janji-janji manisnya.

Tapi meskipun sedikit skeptis dan tidak pernah percaya lagi dengan mulut politisi, tapi sebagai warga yang udah lebih satu periode di Sawangan tetap menaruh harapan bagi siapa pun nanti yang menjadi Walikota Depok agar dapat memberikan solusi atas kemacetan di Sawangan. \’

Meskipun status Jalan Raya Sawangan dan Jalan Raya Muchtar adalah jalan negara, tidak ada salah nya jika Pemkot membawa aspirasi warga nya ke Pemerintah Pusat untuk memberikan perhatian kepada masyarakat Sawangan. Biar bagaimana pun Sawangan adalah bagian dari NKRI dan Kota Depok.

MANOMU (MENJEMPUT)

  Salah satu kenangan masa kecil ku yang membekas hingga saat adalah kegiatan “manomu”. Aku tak…

DIALEKTIKA HEGEL: PEMIKIRAN DAN PENGARUHNYA DALAM FILSAFAT

  Dialektika Hegel merupakan salah satu konsep penting dalam filsafat idealisme Jerman, yang di…

Transjakarta Harapan Baru untuk Sawangan yang Macet

Setiap pagi dan sore hari, masyarakat Sawangan harus bersabar menghadapi kemacetan yang tampaknya su…

6 tanggapan untuk “SAWANGAN DAN CERITA KEMACETANNYA”

  1. sbg wargi pamulang yg bermukim kurleb 6 tahunan ini akupun merasakan hal serupa. tapi ya mau gimana lagilah… sebentar lagi pilkada tangsel pada janji ini itu tapi sebagai akamsi rasanya ah sudahlah terserah aja mau pada gimana.

    1. nasib warga negara bagian Selatan Jakarta..hehehe

  2. Ilustrasi gambarnya bagus bang, pake aplikasi apa kalo boleh tau?

  3. Aduh aku inget deh kalau disuruh ke Depok atau ke UI buat urusan kerja, rasanya udah mules duluan. Macetnya gak karu-karuan, sampai bosen di jalan.

    1. itu yang buat orang Depok menjadi tangguh mbak… hehehe

Tinggalkan Balasan ke djangki Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Opini

Filsafat

Sastra

Copyright © The Stress Lawyer – 2024