Normalisasi Bunyi “Brot..Brot” di Toilet Umum

Komika Mongol Stres pernah bilang, orang Indonesia itu kepo an. Salah satu bukti keponya orang kita, kalau lagi di toilet mall, ada bunyi “brot..brot” di bilik toilet, suka nungguin buat liat siapa orang di dalam nya. Kadang ada juga malah nyeletuk ngomentari, “renyah banget tuh suara”.

Saya termasuk orang yang sering menggunakan toilet umum, kalau kata orang Jawa, saya termasuk orang yang “ngisingan”. Tapi fan fact nih ya, saya pilih-pilih tempat kalo mau berhajat. Poop saya agak picky soalnya, gak mau keluar kalau toilet nya basah dan lembab. Salah satu mall yang paling saya suka toilet nya adalah Mall Senayan City dan Mall Gandaria City. Thanks to mas dan mbak cleaning service nya.

Kembali lagi ke bunyi “brot..brot” tadi. Pada akhirnya untuk menyamarkan bunyi nya, kita imbangi dengan bunyi flash dan bidet. Akhirnya suasana berak kita tidak nyaman lagi, dan terkesan seperti pencuri yang takut ketahuan.

Toilet memang tempat nya orang membuang hajat. Jadi kalau ada kejadian seputaran buang hajat, ya normalisasi saja lah. Masa BAB disertai irama nya, mau disamakan seperti kejahatan yang dilarang keras. Dan buat kalian-kalian, yang suka kepo, tolong bertobat lah.

CHORD LAGU – WAKE ME UP WHEN SEPTEBER ENDS – GREEN DAY

G          G/F# Summer has come and passed Em               D The innocent can never last C         …

Sosok Tanpa Nama

Untuk mu sosok tanpa nama,Adakah kau bercerita dalam diam?Saat imajinasi melayang-layang dalam angan…

ABOUT ME

  Waktu kecil, saya tidak pernah punya mimpi untuk menjadi seorang Lawyer. Cita-cita kecil ku a…

4 tanggapan untuk “Normalisasi Bunyi “Brot..Brot” di Toilet Umum”

  1. Memang boros air tetapi saya pun melakukan bahkan di rumah 🙈

    1. Di rumah kalau cuma berdua aja dengan istri, biarkan dia lepas mas. Tapi kalau ada tamu baru agak slay

  2. wkwkwk… saya malah orangnya agak cuek kalo di dalam bilik pup… terserah kalo polusi suara…

Tinggalkan Balasan ke Blogombal.com Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Opini

Filsafat

Sastra

Copyright © The Stress Lawyer – 2024