Kau gadis biasa
Terlahir tanpa meminta.
Sedari kehidupan ini menyambut mu
Dunia sudah tak pernah ramah.
Kau susuri jalan-jalan perkotaan
Diantara debu, terik dan lalu lalang kendaraan.
Senja yang datang, kembali kau menapak dengan letih
Sambil menggenggam untaian kalung yang tak habis terjual.
Angan mu kembali pada semua mimpi-mimpi mu
Tak bersekolah hidup merana.
Gadis kecil penjual kalung
Setiap hari harus berjuang
Dari emperan pertokoan hingga ke lampu merah
Orang-orang tak sudi memandang mu.
Gadis kecil penjual kalung,
Pernah kah kau tahu bahwa kau semestinya punya hak
Hak yang layak dari Negeri mu.
Namun kau tak bersekolah
Hingga keadaan menipu mu sekian lama
Tanpa bisa kau tuntut.
Engkau gadis kecil penjual kalung,
Kau beritahu aku bahwa belum ada keadilan di negeri ini.
Denpasar, 28 Juli 2009
Tinggalkan Balasan